Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fajar Tahun Baru untuk Pengurus Ansor Baru





Bulan sabit di langit malam serta bintang-bintang tampak mulai padam, cahaya kemerah-merahan dengan malu-malu mulai muncul di ujung selatan, orang menyebutnya sunrise. Sebuah fase peralihan antara malam ke siang yang konon sangat menakjubkan, indah dan menyimpan banyak sekali kenangan serta memiliki seribu macam arti.
Keindahan yang hakiki memang kadang terasa begitu singkat, seperti batas antara malam dan siang. Begitu pula dalam kehidupan manusia, kita sering merasa sedih lalu sedetik kemudian kita kembali tertawa gembira. Ya... batas antara rasa sedih dan gembira itu begitu tipis, sulit sekali untuk memahaminya.
Di teras sebuah Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) di wilayah Desa Jingkang Grumbul Kalisari 9 orang pengurus Organisasi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Ranting Jingkang yang baru saja dilantik tadi malam sedang duduk-duduk menghabiskan kopi di sepertiga malam, sambil berbincang tentang organisasi yang sedang dijalankan nya.
Organisasi adalah gelas, ia bisa digunakan untuk meminum air putih, kopi hitam, susu hingga ciu. Jika gelas digunakan untuk meminum air putih maka bisa menyehatkan badan, namun sebaliknya jika diisi dengan minum yang memabukkan maka akan merusak badan. Semua itu tergantung dari penggunaannya.
Penggunaan gelas untuk minum air putih juga tidak bisa asal, saya sering mendengar bidan-bidan puskesmas desa menyarankan agar dalam satu hari manusia dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 2 liter, sekitar 7 - 8 gelas. Organisasi pun demikian, ia memiliki Peraturan Dasar / Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) yang harus dipahami dan ditaati. Semacam resep dalam menjalankan nya.
Maka cilaka, andaikan kita minum obat tanpa resep dokter, bukan sembuh dari penyakit malah sembuh dari kehidupan. Dan cilaka juga jika kita berorganisasi tanpa menggunakan PD/PRT sebagai resep untuk membuat organisasi tumbuh dengan sehat dan kuat. Pendek kata, jangan lupa baca aturan pakai, jika masih kurang paham, mari kita diskusikan.
Suara adzan subuh terdengar, ceramah panjang dari mantan sekretaris Pimpinan Anak Cabang Ajibarang dua periode itu berhenti, 9 pemuda bergegas mengambil wudhu, setelah selesai jama'ah shalat subuh, satu persatu dari mereka pamit.
Fajar sudah datang, Sang Gembala pulang. Tapi saya tak lupa bahwa saat ini masih dalam suasana tahun baru Islam 1442 H. Di tengah-tengah kondisi kantuk saya berdoa. "Semoga fajar tahun baru mengiringi langkah pergerakan Ansor Jingkang kedepan," Selamat.






(Departemen Penerangan Gerakan Pemuda Ansor Jingkang)

Post a Comment for " Fajar Tahun Baru untuk Pengurus Ansor Baru"